Kamis, 30 September 2021

Asal Muasal Guling

Pernah dengar nggak, sih, kalau orang Indonesia itu adalah satu-satunya bangsa yang tidur pakai guling. Nggak ada tandingannya di negara lain. Bener nggak, kira-kira?

(Sumber : bobo.grid.id)

Mengutip dari situs voi.id, dalam buku yang ditulis oleh Cindy Adams, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat (1965), beliau mengatakan bahwa, “Manusia Indonesia hidup dengan getaran perasaan. Kamilah satu‐satunya bangsa di dunia yang mempunyai sejenis bantal yang dipergunakan sekedar untuk dirangkul. Di setiap tempat‐tidur orang Indonesia terdapat sebuah bantal sebagai kalang hulu dan sebuah lagi bantal kecil berbentuk bulat‐ panjang yang dinamai guling. Guling ini bagi kami gunanya hanya untuk dirangkul sepanjang malam.”

Tapi usut punya usut, setelah aku coba telusuri lagi, beberapa sumber justru mematahkan kalimat di atas, gengs. Ternyata, guling nggak cuma ada di Indonesia, kok. Di beberapa negara Asia Timur, juga terdapat guling. Ada juga di Belanda dan beberapa negara Eropa lain. Bahkan kalau mau ditelusuri lagi, guling ini udah ada juga dimana-mana, gengs. Hehe. Tapi, mungkin dengan fungsi yang agak berbeda sama di Indonesia, ya.

Asal Mula Guling di Indonesia

Jadi, waktu zaman penjajahan Belanda di Indonesia dulu, si guling ini terkenal dengan istilah dutch wife, yang secara etimologi berarti istri Belanda. Waw, guling adalah istri Belanda. Maksudnya gimana, nih?

Pada waktu para serdadu Hindia-Belanda ini bertugas di Indonesia, ceritanya mereka ini minim kehadiran wanita-wanita Eropa. Para tentara yang bertugas jauh dari istri, lalu mencoba mencari siasat, nih. Biar bisa menyalurkan hasrat seksualnya mereka gitu. Dari hal itu, mereka ini punya beberapa cara untuk mengatasinya. 

Pertama, bagi tentara atau pejabat yang punya uang, mereka bisa aja mendatangkan si istri dari negerinya tercinta.

Kedua, yang masih punya uang pas-pasan nih. Karena mereka nggak bisa mendatangkan istrinya ke Indonesia, lalu mereka mengambil para wanita pribumi buat dijadikan gundik.

Ketiga, mereka yang punya cukup uang, tapi nggak mau menculik pribumi, biasanya bakalan datengin ke rumah-rumah bordil.

Keempat, khusus buat mereka yang nggak punya uang, demi menyalurkan hasrat maka guling menjadi jalan keluar. Di sini, mereka akan menjadikan guling sebagai fantasi untuk memuaskan hasratnya, gengs. Duh, gegara saking rindunya sama istri di rumah, ya. 😅

Ternyata, istilah Dutch Wife ini bukan merupakan istilah dari para Belanda sendiri. Melainkan ejekan dari para serdadu Inggris waktu itu. Tapi, setelah penjajah Belanda mundur, digantikan sama serdadu Inggris menduduki Indonesia. Mereka pun juga mengikuti kebiasaan tidur pakai guling kayak bangsa Belanda dulu. Guling-guling tersebut juga dijadikan pengganti sang kekasih nun jauh di sana. Alhasil, bangsa Belanda balas meledek dengan menyebut guling sebagai British Doll.

Guling Sebagai Perpaduan Beberapa Budaya 

Sebenarnya, bantal dan guling ini merupakan salah satu perpaduan dari kebudayaan Eropa, Indonesia, dan juga Cina. Kebiasaan menggunakan guling ini awalnya cuma dilakukan sama kaum-kaum bangsawan, gengs. Tapi seiring perkembangannya, mulai menyebar dan juga banyak dipakai sama masyarakat umum. Begitu juga penggunaan guling sebagai pengganti istri-istri Belanda pada saat itu.

Bentuk guling kayak yang kita kenal saat ini merupakan perpaduan dari bentuk aslinya di Asia Timur. Bedanya dibanding guling jaman sekarang, guling pada waktu itu memiliki struktur keras karena terbentuk dari rotan. Di wilayah Asia Timur, guling dikenal juga dengan sebutan Zufuren. Zufuren yang terbuat dari rotan tadi, dipercaya mampu membuat aliran darah lancar pada saat tidur, alhasil membuat tidur jadi lebih nyenyak. Cobain, gengs!

Pada akhirnya, guling masih eksis di kalangan masyarakat Indonesia sampai saat ini. Kalian, ada yang nggak bisa tidur, kah, kalau nggak ada guling? Atau kehadiran si guling ini nggak begitu berpengaruh sama performa tidur, kamu? 

Rabu, 29 September 2021

Ibu-ibu Wajib Baca! Ide Me Time di Rumah Yang Gampang dilakukan.

Buat para ibu-ibu, nih. Bener nggak, sih, semenjak jadi ibu dengan segala kesibukan yang sering menguras tenaga serta pikiran, kita jadi susah banget buat me time. Padahal me time ini juga penting loh buat menjaga kesehatan dan kewarasan pikiran kita. Karena dari ibu yang bahagia akan turut membawa kebahagiaan pula di dalam rumah, gitu, kan?

Mau working mom atau full time mom sekalipun, ada baiknya kita emang menyempatkan diri buat me time. Apalagi buat ibu-ibu yang pada keteteran karena harus mendampingi anak-anak belajar online, nih. Kasih waktu sejenak, yuk, buat diri sendiri. Tentunya, hal ini juga harus dikomunikasikan sama pasangan, ya!


Aku punya beberapa ide me time yang bisa dilakukan di rumah. Simple, gampang, dan cukup menyegarkan pikiran yang mungkin udah berasap gegara lelah yang teramat sangat dalam, halah.


  1. Meningkatkan Kualitas Ibadah 

Ini me time, sekaligus memperbaiki diri kalau menurut aku. Banyak hal positif yang bakalan kita dapat dari hal ini, tentunya. Perbanyak 'curhat' kepada Sang Pencipta justru akan membuat hati jauh lebih lapang. Lelah bakalan berganti jadi kepuasan batin tersendiri, karena kita yakin bahwa lelah dalam hal ini bakal diganti kebaikan yang banyak dari Sang Pencipta. Coba, deh!

  1. Mandi Paket Lengkap

Pasti, deh, semenjak jadi ibu, jadwal mandi kita juga jadi ambyar, nggak teratur lagi. Mandi jadi cuma sekadar ngebasahin tubuh aja. Karena udah ada yang setia nungguin di depan pintu kamar mandi. Kalau nggak teriak-teriak manggilin, ya nangis tantrum karena takut kehilangan ibunya. Ini berlaku bagi ibu dengan balita yang lagi aktif-aktifnya, ya. Coba deh, ajak ngobrol suaminya. Diskusikan waktu buat mandi dengan paket lengkap, tanpa ada adegan tangisan di depan pintu kamar mandi. Ibu butuh ketenangan saat mandi. 

  1. Tidur

Pekerjaan rumah tangga menumpuk? Cucian piring belum disentuh, pakaian belum dijemur dan belum masak buat makan malam? Tenang! Sesekali kita boleh libur, kok, buat urusan domestik seperti itu. Ikut tidur aja saat anak tidur! Kita butuh istirahat juga, Bu! Jauh-jauh dulu ya sama gadgetnya. Nanti malah nggak keburu tidur, si anak udah bangun. Tidur, Bu! Tidur.

  1. Makan, Makan, Makan

Kenapa harus tiga kali? Bahkan banyak kali. Ngurusin anak dan rumah juga butuh tenaga, kan? Apalagi yang masih menyusui. Makan juga bisa naikin mood, loh. Sekarang teknologi juga udah semakin maju, pesan makanan dari rumah pun udah sangat mudah. Sesekali manjakan diri sendiri dengan 'libur' memasak dan cobalah jajan makanan yang kita suka. Eits, tapi hati-hati angka timbangan naik.

  1. Olahraga Tipis-tipis

Nah, biar hobi makannya tadi nggak bikin nambah berat badan. Coba deh dirutinin olahraga juga. Sambil ditemenin anak juga bisa sih ini. Pelan-pelan aja, santai. Selain bisa jaga kesehatan, olahraga juga menghasilkan hormon endorfin yang bisa menimbulkan energi positif. Biar nggak cemberut terus-terusan, buang aja energi negatifnya dengan olahraga. Badan sehat, bugar, pikiran juga kembali segar.

Wajar, kok, kalau ada rasa jenuh dan lelah buat para ibu, apalagi yang mengurus semuanya tanpa bantuan asisten rumah tangga. Tapi ingat, jenuh bukan berarti menyerah dengan keadaan. Kita cuma perlu waktu bersantai sejenak, menjernihkan pikiran yang mulai berantakan. Lelah saat ini, suatu saat pasti bakalan kita rindukan ketika anak-anak udah besar.

Jangan lupa selalu komunikasikan semuanya sama suami, ya! Biar selalu tercipta kekompakan dalam rumah tangga. Dan jangan lupa juga, bu, bapak-bapak itu pun juga butuh me time sesekali. Saling berbagi waktu aja. Mari hidupkan keluarga yang saling mendukung satu sama lain. Semangat terus para orangtua hebat!

Selasa, 28 September 2021

Hilang


Setiap orang pasti pernah merasakan kehilangan. Kehilangan seseorang yang disayang, kehilangan benda, atau hal lain yang dimilikinya. Rasanya, susah banget buat mengikhlaskannya. Padahal, semua yang dimiliki Allah bakal kembali lagi pada-Nya. Manusia punya apa sih di dunia ini? Semuanya kan cuma titipan. 

Manusiawi sih, ngerasa sedih, nggak rela. Tapi, daripada terus menerus meratapi kehilangan duniawi, mendingan belajar untuk mengikhlaskan aja. Sejujurnya, ini tips bagi diriku sendiri yang sedang dilanda kehilangan. Tapi, aku coba share di sini juga biar jadi catetan buat diri. Mungkin bisa bermanfaat buat orang lain juga nantinya.

Tips mengikhlaskan kehilangan versi aku :

  1. Meyakinkan diri bahwa sesuatu yang hilang memang bukan milik (rezeki) kita

Dalam hal ini, kehilangan suatu benda yang penting, misalnya. Sedih, panik, kesal pastinya bakalan berkecamuk nih di dalam pikiran dan perasaan kita. Tapi, dengan lebih meyakini bahwa sesuatu itu memang bukan rezeki kita lagi, mungkin sedikit melegakan. 

  1. Mensyukuri apa yang masih ada

Sampai saat kehilangan itu terjadi, kita masih sehat, masih bisa pulang ke rumah, tidur di kasur yang nyaman, makan yang bergizi serta kenikmatan-kenikmatan lain. Yakinlah bahwa kita masih sangat-sangat beruntung dan harus memperbanyak syukur. Apalagi, kita masih punya nikmat iman. Syukuri!

  1. Coba diingat-ingat lagi, udah sedekah?

Di dalam rezeki yang kita miliki, ada sebagian rezeki milik orang lain. Makanya kita diperintahkan buat bersedekah. Mengeluarkan harta yang kita punya. Lalu, udah dilakuin belum? Kalau belum ya mungkin kehilangan itu sebagai cara Allah buat mengeluarkan rezeki orang lain yang ada pada kita. Gitu!

  1. Yakin akan diganti yang lebih baik

Keyakinan kita kepada Allah harus kuat, bahwa segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini, adalah milik Allah. Allah bisa saja mengambilnya sewaktu-waktu. Tapi, bukan nggak mungkin juga setelahnya, Allah bakalan memberi ganti yang jauh lebih baik. Lebih bermanfaat, dan lebih pantas untuk kita. Sesuai dengan cara-Nya yang Maha Tahu.

  1. Berhenti berharap sesuatu itu kembali

Ini sulit, beneran. Tapi, emang benar-benar harus begini. Berhenti berharap. Karena harapan yang tinggi inilah yang justru membuat kita sulit mengikhlaskan.

  1. Yakinlah, ujian ini sebagai penggugur dosa-dosa

Bukankah, kehilangan juga salah satu cara dari Allah buat menggugurkan dosa-dosa kita, ya? Nah! Yakin aja. Jangan lupa sambil beristighfar. 

Itu dulu aja tipsnya. Semoga bener-bener bisa aku terapkan pada diri sendiri setelah kehilangan ini. Bissmillah, semoga ada hikmah dari kehilangan ini. 

Senin, 27 September 2021

Lika Liku Pulang Kampung


Momen pulang kampung pastinya selalu dinanti-nanti nih sama para perantau. Mau deket atau jauh, rasanya kampung halaman bakal selalu dirindukan. Nggak cuma rindu ketemu orangtua, saudara dan kerabat-kerabat. Tapi juga rindu makanan khas kampung halaman yang sulit ditemui di perantauan. Mungkin ada, tapi jelas aja rasanya berbeda.

Pulang ke kampung halaman yang lumayan jauh, dengan memboyong anak rasanya juga nano-nano. Persiapan materinya, tenaganya, bahkan hal-hal kecil lain yang kemungkinan bakal terjadi nantinya. Repot? Iya pastinya. Tapi seru juga. Itu baru satu anak. Semenjak melahirkan sampai anak kedua udah umur 4 bulan, belum pulang kampung. Berhubung peraturan pemerintah juga masih agak membingungkan, pulang kampungnya ditunda dulu deh.

Pengalaman yang udah-udah, bawa pulang anak satu juga cukup riweuh. Apalagi perjalanan jauh dan cukup lama. Harus dipastikan dulu kalau si anak benar-benar dalam kondisi sehat. Biasanya, aku, suami dan anak berangkat dari rumah jam tiga pagi, turun gunung menuju bandara sekitar satu jam perjalanan. Jangan bayangin perjalanan mulus. Penuh tikungan tajam, tanjakan, turunan. Asik pokoknya.

Dari bandara Sam Ratulangi, nunggu penerbangan pertama. Belum lagi kalau jadwal penerbangannya diundur. Dah lah bisa nunggu sampai bosen di bandara. Dari Manado, lanjut perjalanan ke Jogja, atau Banjarmasin. Tergantung tujuan pulkamnya mau ke mana dulu. Yang jelas, harus banget transit. Biasanya sih transit di Makassar atau Jakarta. Dah gitu, harus nunggu pesawat lanjutan yang nggak selalu di jam yang hampir berbarengan. Seingetku, pernah nunggu transit sekitar 5-8 jam deh. Di bandara. 😥 

Kalau cuma orang-orang dewasa aja bisa bosan dan capek. Apalagi anak kecil. Beruntunglah si sulung selalu dalam keadaan sehat dan baik tiap diajak pulkam. Tentunya sih yang paling utama kalau bepergian jauh, perut harus udah terisi. Biar kuat menjalani hari yang penuh lika-liku.

Yang kedua, keadaan ibu dan bapaknya juga wajib dalam kondisi sehat wal'afiat. Paling penting, harus bisa menjaga komunikasi dan kerjasama sama pasangan, sih. Karena bakalan ada waktu-waktu dimana si anak rewel. Mungkin karena capek, bosan, atau lapar. Nah disaat-saat kayak gitu harus banget ganti-gantian nemeninnya. Biar ibu atau bapaknya juga nggak ikutan rewel gegara capek. Hehe. Harus jaga mood ya ibu-ibu! Biar nggak keluar tuh pidato kebangsaan. 

Alhamdulillah. Sejak usianya 3 bulan si sulung udah bisa diajak kompromi kalau pulkam atau balik ke perantauan. Lebih tepatnya sih, Allah selalu mudahkan jalan kami. Karena, semaksimal apapun usaha kita, kalau Allah nggak restuin juga pasti ada aja halangannya. Yakin deh.

Kalau anaknya lebih dari satu, tipsnya gimana? Nah, kalau itu jangan tanyakan diriku, deh. Belom pengalaman. Hehe. Ini aja deg-degan mau ajak si kecil pulkam. Apalagi dalam situasi pandemi gini. Kudu lebih banyak juga pasti persiapannya. Hhhh…. Tarik nafas dulu lah, ibu. Sambil banyakin doa dulu biar dikasih rejeki sama Allah buat pulang kampung lagi.

Minggu, 26 September 2021

Menuangkan Opini dari Cerpen Berjudul Dari Gunuang Omeh, ke Jalan Lain di Moskow, Menuju Hukuman Mati di Kediri.

Nggak kerasa udah pekan keempat bertahan di sini. Pekan ini, para pejuang dikasih tugas membuat opini dari dua pilihan cerpen. Dua-duanya udah aku baca. Dua-duanya berhasil bikin aku melongo, dan banyak belajar cara penyampaian cerpen yang apik. Tapi kali ini aku lebih tertarik sama cerpen yang berjudul Dari Gunuang Omeh, ke jalan Lain di Moskow, Menuju Hukuman Mati di Kediri", karya Heru Sang Amurwabumi.

(https://www.ngodop.com/2021/08/dari-gunuang-omeh-ke-jalan-lain-di.html?m=1


Dari awal membacanya, aku udah mulai betah berlama-lama dan penasaran ingin melanjutkan membaca sampai akhir. Kalau kata teori-teori kepenulisan ada 'showing not telling', aku rasa dari cerpen inilah aku benar-benar melihat contohnya. Penulis begitu detail menggambarkan alur cerita, membuat seolah-olah pembaca hadir dalam kejadian tersebut. Keputusan penulis menggambarkan latar tempat dalam cerpen ini benar-benar membuatku larut, seolah hadir pada kejadian sesungguhnya.

Untuk tulisan yang mengangkat tema perjuangan semacam ini, bagiku penulis berhasil membuat tulisannya tidak membosankan untuk terus dibaca dan ditelisik. Makna yang mendalam juga bisa kita dapatkan dari cerpen ini. Menarik! 

Dari pemilihan judulnya juga menarik. Tanpa menyebut nama, tokoh 'dia' diketahui berasal dari Gunuang Omeh, sebuah kecamatan di Sumatera Barat. Atau disebut juga Nagari Pandam Gadang di dalam cerpen ini. 

Dari sini bisa aku pahami bahwa si 'dia' yang mengkritik keras adanya penderitaan serta keterbelakangan hidup kaum bumiputera di Sumatera ini pada akhirnya justru menjadi korban atas perjuangannya sendiri. Dicap pengkhianat, oleh bangsanya sendiri. 'Dia' adalah gambaran pejuang sejati. Yang pantang menyerah meskipun ancaman kematian di depan mata. Tokoh ini tergambar jelas sebagai orang yang pandai dan pemberani, terbukti dari buku-buku yang dibawanya ke tempat persembunyian di puncak Gunung Wilis.

Adanya tokoh 'aku' juga semakin menguatkan tokoh 'dia' sebagai pejuang sejati. Berbanding terbalik dengan tokoh 'dia'. Menurutku, tokoh 'aku' di dalam cerpen tersebut menggambarkan orang yang kurang tegas dalam pendirian. Tokoh aku yang mengalami kegundahan akan tugas yang harus diembannya. Antara menuruti perintah atasan, atau menghormati Datuk pejuang yang dianggap pengkhianat. Si 'aku' yang sudah lelah mengangkat senjata melawan sesama bumiputera, sebenarnya juga tak mau menghabisi seseorang yang telah berjuang untuk tujuan yang sama dengannya, yaitu kemerdekaan. Tapi pada akhirnya tokoh 'aku' seolah mengalami penyesalan dan kecemasan yang begitu mendalam.

Akhir dari opiniku, cuma menegaskan bahwa cerpen ini mampu menggambarkan tokoh Tan Malaka dengan begitu apik. Seorang tokoh pelopor sayap kiri yang dianggap sebagai otak dari penculikan Sutan Syahrir yang merupakan perdana menteri pada masa itu.


Sabtu, 25 September 2021

Buah-buah Unik di Kalimantan Ini Udah Mulai Punah

Kalimantan dikenal sama hutannya yang begitu luas. Sampai-sampai, dulu Kalimantan dianggap sebagai paru-paru dunia. Kekayaan sumber daya alam Kalimantan juga melimpah. Dengan beberapa tumbuhan endemik, yang buahnya terkesan unik di mata orang luar. Beberapa ada yang sudah jarang ditemui. Beberapa lagi bahkan ada yang aku sendiri belum pernah cicipin. 

  1. Buah Kasturi

(https://www.kanalkalimantan.com/kasturi-si-maskot-kalsel-yang-terancam-punah/)

Buah ini bentuknya hampir mirip sama buah mangga, tapi ukurannya biasanya jauh lebih kecil. Aromanya juga mirip kayak mangga, tapi lebih menyengat. Dari segi rasa, bisa dibilang mirip mangga juga, tapi lebih banyak serat-serat buahnya. Kulit buahnya berwarna hijau kehitaman, sedangkan dagingnya berwarna kuning. Buah ini banyak tumbuh di Kalimantan Selatan, bahkan jadi maskotnya Kalimantan Selatan. Tumbuhan kasturi ini merupakan jenis tumbuhan yang memiliki habitat sempit. Cuma bisa ditemukan secara liar di kawasan hutan Kalimantan. Bahkan katanya, tumbuhan kasturi ini emang salah satu tumbuhan langka di Indonesia.

  1. Buah Maritam

(Rahmanudin/http://kalsel.litbang.pertanian.go.id)

Kalau buah ini keseluruhannya mirip buah rambutan. Bedanya cuma kulit buah maritam nggak ada rambutnya alias rambutan gundul. Kalau orang-orang Dayak menyebut buah ini dengan nama Tenggaring. Atau lebih dikenal dengan nama Kapulasan di daerah lain. Daging buahnya tebal, dengan rasa yang beragam, manis, manis banget, asem, asem banget. Batang dan daun pohon maritam ini juga mirip rambutan, dengan ukuran yang jauh lebih besar. Biasanya, tumbuh di hutan tropis pegunungan Kalimantan.

  1. Buah Ramania

(https://manfaat.co.id/manfaat-buah-ramania/amp)

Buah Ramania, atau juga dikenal dengan nama Gandaria/ Jatake di wilayah lain. Buah yang belum matang berwarna hijau. Biasanyan dipakai buat campuran sambal atau rujak di Kalimantan. Buah ini tumbuh bergerombol di satu ranting. Buah ramania yang sudah matang biasanya warnanya lebih kekuningan. Daging buahnya juga warna kuning dengan biji berwarna ungu kecil di dalamnya. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis, selain di Kalimantan banyak juga dibudidayakan di Sumatera dan Thailand.

  1. Buah Kapul

Kalau yang ini, mirip sama buah manggis. Tapi kulitnya berwarna coklat. Dagingnya warna putih kekuningan. Rasanya asam-manis, segar. Kalau dulu waktu jaman masih kecil, suka manjat-manjat pohon kapul ini sama temen-temen. Terus, uniknya dulu buah ini dijepit di belakang pintu dulu biar bisa kebuka, karena kulitnya agak keras. Tanaman yang biasa tumbuh di hutan atau pekarangan petani di Kalimantan Timur ini sekarang juga udah hampir punah.

  1. Buah Lahung

(https://www.wowkeren.com/amp/berita/tampil/00228150/8.html)

Nah kalau buah ini mirip banget kayak durian. Bedanya, kulit buah lahung berwarna merah. Dagingnya juga berwarna merah. Soal rasa lagi-lagi masih mirip sama durian. Lahung ini merupakan buah endemik Kalimantan dan banyak tersebar sampai ke Sabah, Malaysia.  Habitat aslinya ada di hutan pedalaman dengan permukaan tanah liat berpasir. Biasanya, ada di ketinggian 20-800 meter di atas permukaan laut.

Beberapa tanaman di atas emang udah jarang ditemui alias langka. Tapi, mulai dibudidayakan lagi di beberapa tempat. Kalau di daerahmu, buah apa yang paling unik dan mulai langka, gengs?

Jumat, 24 September 2021

Makan Emas, Emang Boleh?

(theextravagant.com)

Belakangan ini, tren makanan bertabur emas kayaknya emang cukup ramai. Katanya sih, emas yang digunakan biasanya adalah edible gold yang emang nggak berbahaya bagi tubuh manusia. Kalau yang sering lihat kontennya Mbak Kohl, mungkin sering nih lihat mbaknya makan makanan dengan topping emas. Atau makan makanan yang emang berselimut emas. Waw.. Apa ada yang udah pernah coba? Sekarang, mari kita cobaaa. Eh, mari kita bahas sedikit, ya.

Walaupun tadi udah dibahas sedikit, bahwa kandungan emas yang dipakai ini aman buat manusia, tapi apa benar? Dan buat kita-kita yang muslim, apakah diperbolehkan dalam agama?

Emas yang digunakan untuk makanan ini, biasanya wajib emas murni 24 karat, gengs. Karena, bentuk emas dalam keadaan murni ini emang lembut dan lunak. Jadi jangan membayangkan kalau emas yang dicampur dalam makanan itu semacam emas padat kayak perhiasan. Bukan! 

Tapi nih, meskipun si emas ini aman buat dikonsumsi manusia. Dia tetap nggak punya nutrisi apapun buat tubuh. Emas juga nggak punya rasa. Kayak dia ke kamu, udah nggak punya rasa lagi. Duh. Ya gimana, ya, udah mahal, nggak ada nutrisi, nggak berasa juga. Masih tertarik? Emas yang dijadiin taburan dalam makanan ini juga nggak bisa dicerna sama tubuh, loh. Dia cuma masuk, lewat, lalu keluar begitu aja jadi feses. Ya kan, sayang aja gitu.

Nah kalau dari sisi agama, menurut situs the asian parent, ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam memakan makanan berlapis emas tadi. Yang pertama, apakah emas yang dipakai itu aman buat dikonsumsi atau nggak. Kalau bahaya, ya jelas diharamkan sama agama. Yang kedua, di dalam Islam, ada kaidah dalam makan dan minum. Yaitu, larangan buat berlebih-lebihan (Israf) dan larangan buat menyia-nyiakan makanan (tabdzir).

Mengkonsumsi makanan berlapis emas, jelas minim manfaat, dong. Padahal, harganya cukup bikin menjerit kaum-kaum rakyat djelata kayak aku. Selain cuma biar kelihatan mewah, tolong kasih tau di kolom komentar apa lagi manfaatnya memakan makanan bertabur emas. Mana tau, ada salah atau kurang dalam penyampaianku. Hehe.

Kamis, 23 September 2021

Apa Itu Floaters Mata?

Beberapa hari lalu, dapet kabar dari seorang temen kalau dia lagi bermasalah sama matanya. Usut punya usut, si temen ini ngerasa ada semacam bintik-bintik melayang di area pandangnya. Kalau dari pemeriksaan dokter, dia terserang floaters. 

(Unsplash/@quinten149)

Menurut situs halodoc.com, floaters adalah berbagai benda kecil yang dapat dilihat “mengambang” dan “melayang-layang” pada lapang area pandang di mata. Biasanya, bintik ini berupa titik hitam, untaian semacam benang atau garis yang cukup mengganggu. Bintik kecil itu merupakan bagian dari zat seperti gel pada bagian belakang mata yang disebut vitreous.

Sebenarnya, kondisi ini umum ditemui di beberapa pasien segala usia, tapi sebagian besar floaters ini emang dipengaruhi juga sama pertambahan usia. Semakin bertambahnya usia, kualitas penglihatan kita juga cenderung menurun. Lalu, serat protein yang membentuk vitreous tadi menyusut jadi bagian-bagian kecil yang menggumpal. Sisa-sisa dari vitreous yang menggumpal tadi menghalangi sebagian cahaya yang masuk ke dalam mata, maka menghasilkan bayangan kecil di retina.

Gejala umumnya, biasanya muncul bercak yang pada pandangan mata kita. Biasanya bercak ini bergerak pada saat kita menggerakan mata, lalu saat kita mencoba fokus melihatnya, bercak ini bisa berpindah secara cepat keluar dari area pandang.

Kondisi ini emang bisa membaik dengan sendirinya. Tapi, segera konsultasikan sama dokter bila kemunculan bercak disertain sama kilatan cahaya, muncul rasa nyeri, dan tiba-tiba muncul gelap di bagian samping penglihatan (kehilangan penglihatan periferal). Kondisi berbahaya kayak gini muncul karena robeknya retina, harus segera dilakukan pemeriksaan dan tindakan oleh dokter.

Biasanya, kondisi ini terjadi karena proses penuaan alami. Jadi, nggak ada cara khusus buat mencegah proses menua, kan? Sama hal nya kayak nggak ada cara khusus buat mencegah floaters ini. Yang bisa kita lakukan sekarang, mulai jaga dan rawat kesehatan mata kita. Tentunya dengan pola hidup sehat. Makanan dan asupan yang baik, tentu bakal menjadikan tubuh baik pula, kan? Oh, ya, tentu saja kurang-kurangin paparan radiasi ke mata.

Rabu, 22 September 2021

Cuma Curhat


Hari ini nggak ada tema khusus yang pengin aku tulis. Mau ngalir gitu aja, semoga nggak melebar kemana-mana, ya. Hihi.

Jujur aja dah mulai capek ni nulisnya. Keteteran bagi waktu. Capek begadang berhari-hari. Kantung mataku udah semena-mena sekali. Tapi belum menyerah, dong. Jangan! Pantang manyarah waja sampai kaputing, kalau slogannya orang Kalimantan gitu.

Beruntunglah yang sebelum ikut open recruitment ODOP ini emang udah persiapin content plan semua. Jadi aman. Emang bener, lulus dari sini harus ada strateginya. Tapi aku juga masih beruntung sih. Walaupun udah keteteran, nggak tau tulisan lompat kemana-mana. Tapi masih bisa bertahan sampai hari ini. Luar biasa sih. Kudu bangga dulu sama diri sendiri.

Balik lagi soal content plan. Emang sih, kalau mau serius dan fokus di sini, kudu dipersiapkan dengan matang juga tentunya. Dan content plan itu benar-benar membantu biar nggak kebingungan setiap hari. Mikirin mau nulis apa. Mau mulai dari mana. Sekalinya dapat ide tulisan, belum siap riset sana-sini. Sangat memakan waktu!

Dari yang harusnya selesai 1-2 jam, bisa lebih. Gegara bolak-balik baca sumber. Itu sih yang terjadi di aku ya. Nggak tau gimana kalau di orang lain yang emang udah punya jam terbang cukup tinggi dalam bidang tulis-menulis ini. Mungkin, tinggal nulis satu kata doang awalnya, udah bisa jadi lima paragraf yang penuh makna. Kan keren, tuh.

Sebenarnya tulisan ini isinya cuma curhat. Demi memenuhi kewajiban setor tulisan harian. Nggak mau memulai hutang-hutangan karena yakin bakal ketagihan. Bahaya. Mending nulis apa yang sedang dirasakan saat ini aja. Tinggal nulis, panjang-panjangin sampai akhirnya memenuhi ketentuan jumlah kata dan paragraf. 

Jangan nyesal, ya, kalau ada yang udah baca tulisan ini. Ini cuma sebuah jalan ninjaku, biar tetap aman karena setoran tetap jalan. 

Kalau masih dilanjut baca sampai paragraf ini, mungkin kalian pun sedang merasakan hal yang sama. Bingung mau nulis apa. Kalau iya, coba katakan iya pada kolom komentar! Kalau nggak, aku yakin kalian udah punya content plan yang apik. 

Ah, tulisan apa sih ini. Tapi ini udah cukup memenuhi syarat. Tinggal pencet tombol publish, dan biarkan tulisan ini jadi saksi bahwa aku belum menyerah. Se-nggak ada idenya pun, tetap bakalan ada tulisan yang aku unggah. Sekali ", aku belajar buat tau strategi dulu sebelum berperang. Content plan adalah kunci biar nggak keteteran. 

Selasa, 21 September 2021

Kaus Kaki dan Sejarah Singkatnya

(Sumber: Unsplash/@nickpage)


Dalam dunia fashion, salah satu 'item' yang mulai digemari dan semakin beragam modelnya adalah kaus kaki. Buat sebagian orang, kaus kaki cuma sebagai 'item' tambahan waktu pakai sepatu. Tapi ada juga yang emang memakai kaus kaki buat menghangatkan kakinya di cuaca dingin. Sebaliknya, pasti ada juga nih yang pakai kaus kaki buat lindungin kaki dari panasnya sinar matahari. Hayo ngacung siapa yang pernah motoran, terus atas sampai bawah ketutup rapat biar nggak kena panas? 

Kalau jaman sekarang, kaus kaki ini dipakai buat pelengkap penampilan juga. Apalagi model-model kaus kaki jaman sekarang udah nggak monoton. Bisa di padu-padanin sama outfit di hari itu. Biar bisa OOTD dengan look yang ciamik gitu. Tapi, kalau buat perempuan muslim, sih, kaus kaki emang udah jadi 'item' wajib yang harus ada saat mau keluar rumah. Karena, kaki juga termasuk aurat yang harus dijaga.

Kaus kaki ini udah ada sejak jaman dulu. Bedanya, kaus kaki jaman dulu terbuat dari kulit atau bulu hewan. Cara menggunakannya pun masih diikat pakai tali di kaki. Katanya, kaus kaki model ini dipakai sama bangsa Yunani kuno, sekitar abad 8 SM. Lalu, di tahun 300-an SM, orang-orang Mesir mulai merajut kaus kaki secara manual dengan benang wol. 

Di tahun 1000 masehi, kaus kaki cuma dipakai sama orang-orang kaya. Keturunan bangsawan. Barulah setelah tahun 1500an, saat mesin rajut ditemukan, kaus kaki bukan lagi jadi barang mewah. Kaus kaki udah bisa dipakai sama siapapun dari kalangan manapun. Nah mulai tahun 1900an, mesin rajut kaus kaki udah semakin canggih. Pembuatan kaus kaki jadi semakin mudah, bahan-bahannya juga semakin beragam.

Sampai hari ini, beragam model dan bahan kaus kaki udah banyak banget bermunculan. Ada yang panjang, pendek atau pendek banget. Ada yang polos atau banyak motif. Ada yang dari bahan wol sampai nylon. Bahkan ada yang jempol terpisah, atau nggak. Oh, ada lagi inovasi terbaru kaus kaki wudhu. Jadi, kaus kaki wanita ini punya bukaan di bagian jari, dan bisa dibuka sampai pergelangan kaki. Memudahkan banget buat para wanita yang harus wudhu di tempat umum. Kalau kalian, tim suka pakai kaus kaki atau nggak, gengs?







Sumber :

https://bogor.tribunnews.com/amp/2018/06/22/tak-sekedar-gaya-begini-sejarah-awal-mula-tercipta-kaus-kaki-bahannya-terbuat-dari-kulit-hewan?page=3

https://bobo.grid.id/amp/08897535/ternyata-kaus-kaki-yang-kita-gunakan-sudah-ada-sejak-tahun-300-masehi?page=all


Senin, 20 September 2021

Jangan Ngaku Suka Kerokan Kalau Belum Tau Asalnya!

Siapa sih orang Indonesia yang nggak tau kerokan? Kayaknya, kerokan ini udah jadi semacam tradisi turun temurun gitu deh di Indonesia. Katanya, kalau badan lagi kurang sehat tuh harus dikerokin dulu baru ngerasa enakan lagi. Obat apa aja nggak mempan kecuali kerokan. Kalo aku sendiri, minta ampun karena nggak kuat perihnya. 😅

Mungkin ada juga yang belum tau, kerokan itu merupakan salah satu teknik pengobatan menggunakan alat khusus sejenis koin atau benda yang permukaannya tumpul. Benda itu lalu digosokkan di permukaan kulit yang udah dilumuri minyak pijat. Umumnya kerokan dilakukan di punggung. Tapi juga ada di bagian tubuh lainnya, sih.

Udah tau belum kalau kerokan ini nggak cuma bisa kita temuin di Indonesia aja? Teknik pengobatan alternatif ini bisa juga kita temuin di beberapa negara Asia lainnya, kayak China, Vietnam, juga Kamboja. Dari negara asalnya, China, teknik pengobatan ini dikenal dengan nama 'Gua Sha'. Mengutip dari situs alodokter.com, di negara asalnya, teknik pengobatan ini biasanya dilakukan menggunakan sendok keramik, koin, potongan tanduk kerbau, atau giok. Koin atau alat yang digosokkan akan membentuk garis-garis atau bintik-bintik kemerahan di kulit yang biasanya baru hilang setelah 2-4 hari. Bintik-bintik kemerahan ini disebut 'sha' dalam istilah pengobatan tradisional Tiongkok.

Katanya sih, secara tradisional, teknik kerokan atau 'gua sha' ini dipercaya bisa melancarkan aliran darah atau energi yang disebut "chi", lalu mengurangi peradangan yang jadi sumber rasa nyeri dan pegal. Menurut kepercayaan mereka, dengan menggunakan teknik alternatif ini, pengobatan penyakit-penyakit tertentu bakalan lebih cepat disembuhkan.

Di Indonesia sendiri, budaya kerokan ini udah lama ada. Sejak jaman kerajaan dulu, raja-raja dan para petingginya banyak yang melakukan terapi ini buat menjaga kesehatan. Terapi kerokan ini digemari karena dianggap manjur buat mengobati penyakit dan tentu aja murah. Selain itu, ada kepercayaan lain bahwa koin juga berfungsi buat menarik roh jahat yang membuat penderita sakit, lalu keluar dari badannya, karena katanya roh jahat ini sering kali dianggap tertarik dengan uang. Waw, ngerti uang jua ya dia. Katanya, semakin merah dan gelap hasil kerokannya, tandanya semakin parah juga masuk anginnya.

Itu kan menurut tradisi dan kenyamanan masing-masing juga, ya. Nah, kalau menurut medis sendiri gimana sih soal kerokan ini? Menurut Dr. Djoko Santoso, dr., Sp.PD, K-GH, Ph.D, dalam situs fk.unair.ac.id, teknik kerokan dinilai sebagai cara paling sederhana buat memperlancar aliran darah. Tapi ternyata nggak semua orang juga yang bisa menggunakan cara ini. Contohnya, bagi penderita diabetes dan orang yang mengkonsumsi obat cangkok. Hal itu karena kondisi kepekaan kulit sebagian orang tersebut sangat sensitif, sehingga dikhawatirkan jika dikerok malah akan mendatangkan luka dan menimbulkan infeksi.

Meskipun banyak banget manfaat yang bisa didapat dari kerokan ini, gengs, tapi tetap aja teknik ini nggak bisa menggantikan diagnosis medis, ya! Segera periksakan kesehatan kalian ke tenaga medis terdekat. 







Sumber :

https://www.alodokter.com/ketahui-manfaat-dan-risiko-kerokan-dari-sisi-medis

https://fk.unair.ac.id/archives/2011/02/28/kerokan-boleh-asal.html


Minggu, 19 September 2021

Ragam Manfaat Pohon Alpukat

(Unsplash/ArtRachen)

Ada nggak sih yang suka makan buah alpukat dikasih madu? Atau jus alpukat pakai kental manis coklat dikasih toping es krim di atasnya? Hmm, rasanya nggak pengin berhenti nelen deh. Cobain, gengs!

Tumbuhan dengan nama latin Persea Americana ini asalnya dari Amerika Tengah loh, gengs. Katanya, tumbuhan ini dulunya dibawa sama bangsa Belanda ke Indonesia sekitar tahun 1920-1930an. Sejak saat itu, pohon alpukat sendiri jadi terkenal di Indonesia dengan beragam manfaatnya, selain untuk kebutuhan lemak tak jenuh.

Buahnya identik sama warna hijau. Biasanya, pohon alpukat ini bisa tumbuh di iklim yang hangat. Selain karena rasanya yang enak, ternyata pohon alpukat ini punya beragam manfaat juga, loh. Dari batang pohon, daun, buah, sampai ke bijinya semua bisa dimanfaatkan. Sungguh ya, ciptaan Allah itu emang nggak ada yang sia-sia. Mari kita bersyukur sejenak buat nikmat yang banyak banget dari Allah.

Yuk mari, kita lihat apa aja manfaatnya!

Manfaat dari Buah

Mungkin, ini yang paling sering kita denger dan manfaatin hasilnya, ya. Selain punya kandungan lemak tak jenuh yang melimpah, buah dengan tekstur daging yang lembut ini juga punya banyak kandungan vitamin di dalamnya. Setidaknya terdapat 20 vitamin dan mineral yang terkandung dalam buah alpukat. Makanya buah yang satu ini juga dianggap sebagai superfood.

  • Menyehatkan Jantung

Alpukat mengandung beta-sitosterol yang dapat membantu menjaga kadar kolesterol sehat. Selain itu, kalium yang terkandung di dalam buah alpukat juga dibutuhkan tubuh buat menjaga detak jantung tetap stabil.

  • Mencegah Kanker

Mengutip dari situs liputan6.com, Beberapa penelitian menemukan bahwa fitokimia yang diekstrak dari alpukat secara selektif dapat menghambat pertumbuhan sel prakanker dan kanker dan menyebabkan kematian sel kanker, sekaligus mendorong proliferasi sel sistem kekebalan yang disebut limfosit. Selain itu, fitokimia ini juga telah terbukti mengurangi kerusakan kromosom yang disebabkan oleh siklofosfamid, obat kemoterapi.

  • Program Kehamilan

Buah alpukat tidak mengandung substansi yang berbahaya atau berisiko. Buah ini juga aman dari kandungan kadar gula tinggi, lemak jahat, ataupun sodium. Makanya cocok deh buat yang lagi program hamil.

Manfaat dari Daun

Daun alpukat mengandung banyak banget senyawa aktif seperti saponin, alkaloida, flavonoid, polifenol, quersetin, dan gula alkohit persiit. Nah karena kaya sama kandungan yang baik, biasanya daunnya dimanfaatkan sebagai obat herbal.

  • Mengobati Tekanan Darah Tinggi

Meminum satu gelas seduhan air daun alpukat hangat dalam sehari dipercaya bisa mengobati tekanan darah tinggi, loh. Karena daun alpukat punya kandungan flavonoid yang bisa menyebabkan efek hipotensi alias darah rendah. Dengan menyiapkan tiga sampai lima helai daun alpukat yang diseduh pakai air panas saja, kita udah bisa merasakan khasiatnya.

  • Mengobati Kencing Batu

Mengutip dari situs kontan.co.id, daun alpukat memiliki sifat diuretik alias peluruh kencing. Nah, untuk membuatnya kita perlu tujuh lembar daun alpukat yang diseduh air panas. Diminum dalam dua kali sehari sampai kristal penyumbat kencing keluar.

  • Mengobati Asam Urat

Masih dalam situs yang sama, buat mengobati asam urat kita memerlukan tujuh lembar daun alpukat yang direbus, lalu disaring. Diminum dalam dua kali sehari sebanyak setengah gelas sampai merasakan khasiatnya.

Manfaat dari Biji

Biji alpukat bisa diolah jadi shampo, loh! Shampo dari biji alpukat dipercaya bisa mengurangi rambut rontok dan uban-uban secara alami. Cara membuatnya, siapkan 4 biji alpukat yang sudah dibersihkan, lalu dicampur dengan enam gelas air. Masukkan ke dalam pemanas (oven) dan biarkan 20-30 menit. Setelah itu, dinginkan dan saring ke dalam botol. Shampo buatan sendiri siap digunakan.

Manfaat dari Batang

Kayu dari batang alpukat bisa dimanfaafkan sebagai bahan bakar, sedangkan kulitnya biasa digunakan untuk pewarna coklat di produk-produk kerajinan yang terbuat dari kulit.

Selain manfaat-manfaat yang udah disebutin di atas, masih ada lagi nggak, gengs, yang kalian tau? Coba tambahin di kolom komentar! 






Sumber :

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4522199/alpukat-buah-tekstur-lembut-yang-kaya-manfaat-kesehatan

https://www.sehatq.com/artikel/kaya-asam-folat-ini-manfaat-alpukat-untuk-program-hamil

https://amp.kontan.co.id/news/manfaat-daun-alpukat-untuk-kesehatan-yang-belum-banyak-diketahui

https://www.pikiran-rakyat.com/belia/pr-01328373/manfaat-biji-alpukat-untuk-kecantikan-ternyata-bisa-buat-awet-muda?page=3





Sabtu, 18 September 2021

Yang Pertama


Mungkin, rindumu yang tak terbendung menjadi sumber kegelisahanmu

Bahkan, kau terus saja meraung seolah ada yang salah pada dirimu

Lalu dengan mudahnya aku menuangkan segala emosi dan kekesalan itu

Iya, padamu, ku tumpahkan segala lelah yang telah bersarang di otakku


Sungguh aku pun pilu

Aku sangat takut jika kau merasa seolah menjadi pengganggu dalam hidupku

Padahal, aku mencintaimu bahkan sebelum kita bertemu

Aku mengharapkanmu, hingga akhirnya Tuhan mempercayaiku sebagai ibumu


Bahkan, untuk sekadar mendengarkan alasanmu saja aku seolah tak ada waktu

Jangan ganggu adikmu, kataku

Lalu dengan guratan luka itu, kau menjauh

Mencoba menghibur diri sendiri dengan benda mati di sekitarmu

Hatiku juga pilu, anakku…


Kamu yang pertama mengisi relung hatiku

Kamu yang pertama mengisi ruang cinta dalam diriku sebagai ibu

Kamu yang pertama menyesap air kehidupan dari dalam diriku

Kamu yang pertama mencari diriku ketika membuka matamu


Anakku, maafkan ibu

Yang kesabaranya masih harus meraba-raba

Maafkan ibu,

Yang tak lagi bisa menemanimu tanpa jeda 

Adikmu juga titipan dari Tuhanmu,

Untuk kita jaga, dan beri kehangatan kasih selamanya


Pun denganmu. 

Cinta ibu tak terbatas untukmu

Doa-doa tak pernah berhenti mengangkasa demi dirimu

Sungguh, segenap jiwa dan ragaku ingin selalu melindungimu

Ingin selalu menjadi yang pertama kau peluk

Ingin selalu menjadi yang terakhir kau lihat sebelum tidurmu


Terimakasih anakku,

Atas segala cinta tak bersyarat darimu

Atas segala kesabaran, dan maaf yang selalu kau berikan untukku


Aku memang tak mampu selalu ada, pun selalu menjaga

Tapi kuserahkan dirimu pada sebaik-baiknya penjagaan dari Tuhanmu



Penuh Cinta dari Ibu,

Minahasa, 18 September 2021.

Jumat, 17 September 2021

Main ke Kalimantan, Wajib Coba Makanan Ini!

Setiap daerah pastinya punya makanan khasnya sendiri. Kalaupun ada makanan khas dengan nama dan jenis yang sama di daerah lain, pastinya bakalan ada beberapa hal yang berbeda dan menjadi ciri khas di masing-masing daerahnya. Bahkan, dianggap unik bagi daerah lain.

Kalimantan juga punya, loh, beberapa makanan khas yang unik dan jarang diketahui oleh orang luar Kalimantan. Mari kita telusuri!

  • Iwak Samu atau Pakasam

(Kalselpedia.com)

Iwak samu atau pakasam ini adalah ikan yang diawetkan dengan proses fermentasi. Dibuat dari ikan air tawar seperti haruan (gabus), sepat, atau papuyu (betok). Dulunya, waktu panen ikan melimpah, masyarakat Hulu Sungai Tengah biasa menyimpan dan mengawetkan tangkapan ikannya dengan cara ini. Lalu, berkembang sampai sekarang. Sebelum diolah, ikan dibersihkan dulu lalu dilumuri garam sampai meresap. Habis itu dilumuri beras ketan yang udah ditumbuk dan disangrai dan ditaburi bubuk kunyit. Biasanya, iwak samu ini didiamkan sekitar satu hari sebelum siap dikonsumsi.

  • Manday / Dami

(Kalselpedia.com)

Tau nggak sih kalau manday ini adalah jenis makanan yang diolah dari kulit buah? Yap, manday ini jadi salah satu lauk alternatif kalau lagi di Kalimantan. Diolah dari kulit buah cempedak atau kalau orang Kalimantan bilangnya tiwadak, bagian dalam (yang warnanya putih). Buah ini agak mirip sama buah nangka. Nah, setelah kulit tiwadak dipotong dan dibersihkan, lalu diawetkan dalam campuran air dan garam yang ditutup rapat. Durasinya biasanya tergantung selera si pembuat. Bisa sampai 1-2 hari sebelum digoreng atau diolah sama campuran bahan lainnya. 

  • Cacapan Kalangkala

(Cookpad/TeraTerianti)

Buah kalangkala, atau yang dikenal juga dengan nama alpukat Kalimantan ini emang termasuk tanaman yang mulai langka. Buahnya berbentuk bulat dan dagingnya mirip kayak alpukat. Yang udah matang biasanya berwarna merah. Nah, buah ini biasanya diolah jadi sayur atau sekadar cacapan. Kalau di Kalimantan, cacapan itu maksudnya cocolan kuah yang berisi air dan garam yang dicampurin sama irisan bawang merah mentah, cabe, lalu sedikit perasan jeruk nipis. Lalu, dicampur deh sama buah kalangkala yang udah dibersihkan. Dimakan pakai nasi hangat, rasanya? Mantap, gengs.

  • Gangan Humbut Nyiur

(Cookpad/NaniSetiati)

Gangan humbut ini biasanya jadi primadona dan sajian wajib di acara-acara penting di Kalimantan. Gangan artinya sayur, sedangkan humbut itu maksudnya pucuk tunas muda. Biasanya, pakai pucuk kelapa muda. Agak mirip gulai yang ditambah isian kacang panjang juga labu kuning. Tapi, konon katanya, mengolah gangan humbut ini nggak bisa sembarangan, gengs. Ada trik-trik khususnya. Apalagi yang diolah buat sajian di hajatan. Wah, kira-kira apa ya rahasianya?

Nah itu tadi beberapa contoh makanan khas yang unik di Kalimantan. Kalian wajib coba kalau mampir ke sana, ya! Baiklah, segitu dulu aja ya bahas makanan khas di Kalimantannya.  Nanti kita cerita lagi tentang makanan-makanan lainnya, ya! ❤





Sumber : 

https://banjarmasin.tribunnews.com/2020/06/24/kalselpedia-pakasam-atau-iwak-samu-ikan-fermentasi-khas-hulu-sungai-tengah-ini-cara-mengolahnya

https://banjarmasin.tribunnews.com/amp/2020/10/03/kalselpedia-mandai-panganan-dari-kulit-cempedak-khas-kalsel

https://cookpad.com/id/resep/14489892-cacapan-kalangkala



Kamis, 16 September 2021

Sajian Teh di Berbagai Daerah di Indonesia

Sumber : Unsplash/IlyuzaMingazova


Siapa sih yang nggak tau teh? Teh ini merupakan salah satu minuman yang paling populer di seluruh dunia. Begitu juga di Indonesia. Minum teh, seolah udah menjadi tradisi turun temurun yang ada di Indonesia. Diminum bareng berbagai macam camilan. Padahal jaman dulu, teh cuma jadi minuman khusus keluarga bangsawan, loh.

Teh pertama kali dikenal di Indonesia sejak tahun 1686. Jadi, dulunya ada seorang warga kebangsaan Belanda yang bernama Dr. Andreas. Beliau ini yang membawa tanaman teh ke Indonesia, dan dikenal sebagai tanaman hias. Baru di tahun 1782 Pemerintah Belanda mulai membudidayakan tanaman teh, terutama di Pulau Jawa. Biji-biji teh yang dibudidayakan ini didatangkan dari Tiongkok.

Nah, sedangkan tradisi minum teh sendiri, khususnya di Pulau Jawa, bisa terjadi karena interaksi dengan pedagang Tionghoa.  Kebiasaan minum teh ini memiliki fungsi sosial, yaitu untuk bersosialisasi, ngobrol dan berdiskusi. Jadilah tradisi minum teh di Indonesia bukan lagi sekadar buat golongan bangsawan, tapi sudah melebar ke masyarakat luas.

Sampai sekarang, tradisi minum teh ini seolah menjadi obat segala macam penyakit di Indonesia. Lagi masuk angin, minum teh. Lagi nggak enak badan, minum teh. Lagi sakit gigi, minum teh. Bahkan, setelah makan pun bakalan lebih mantap kalau minum teh. Iya nggak, sih?

Karena tradisi turun temurun ini pula, ada beberapa keunikan cara meminum atau menyeduh teh di berbagai daerah di Indonesia. Coba kita telusuri!

  • Jawa Barat

Di Jawa Barat, teh biasanya disajikan tanpa gula. Coba aja kalau lagi jalan-jalan ke daerah Jawa Barat mampir di warung-warung makannya. Kalau pesen teh panas atau es teh, jangan kaget kalau rasanya hambar menuju pahit. Kecuali waktu pesan langsung di kasih note 'ditambah gula'. Bagi yang terbiasa minum teh tanpa gula tambahan sih nggak masalah. Tapi kalau nggak terbiasa, rasanya jadi aneh banget. Pahit, kayak hubungan kamu sama dia!

  • Jawa Tengah

Lain halnya di Jawa Tengah. Disini, sajian tehnya dilengkapin sama tambahan gula. Jadi jangan khawatir buat para pecinta manis. Di daerah Tegal, Brebes, Pemalang dan sekitarnya biasanya menyajikan teh dalam sebuah teko dari tanah liat, atau disebut poci. Teh poci ini disajikan dengan gula batu terpisah. Katanya, gula batunya lebih baik nggak diaduk bersamaan dengan teh dan dibiarkan larut dengan sendirinya aja. Filosofinya, kehidupan ini emang pahit. Tapi kalau kita mau bersabar sedikit, kita bakalan merasakan manisnya. Cocok, kan?

  • Jawa Timur 

Begitu juga di Jawa Timur, nih. Disini minum tehnya juga pakai tambahan gula. Malahan, penambahan gula ini dikaitkan sama status sosialnya juga. Pemilik rumah yang bisa menyajikan teh ditambah gula, dianggap cukup kaya karena mampu beli pemanis.

  • Daerah Istimewa Yogyakarta

Minum teh jadi sebuah ritual yang penting bagi keluarga Kraton. Jadi, ada minuman teh spesial yang disiapkan di Pawon Patehan, salah satu dapur di dalam Kraton Yogyakarta. Setiap jam 11.00, sajian teh buat Sultan itu  'diboyong' melewati halaman sama para abdi dalem yang memakai pakaian tradisional. Sebagian besar orang Jogja lebih suka meminum teh nasgitel, alias panas, legi (manis), kentel. Jadi, kalau jajan ke angkringan, jangan lupa pesen teh nasgitel, oke!

  • Kalimantan

Tradisi minum teh di Kalimantan sebenernya nggak beda jauh sama di Pula Jawa. Sebagian besar masyarakat Kalimantan lebih suka menyajikan teh manis. Uniknya, disini teh nggak cuma disajikan buat minum, tapi juga buat tambahan saat makan. Maksudnya, orang Kalimantan terbiasa makan nasi, lauk ikan asin ditambah kuah teh manis. Silakan membayangkan sendiri perpaduan rasanya.

  • Sumatera

Beda lagi kalau di Sumatera. Disini mereka punya sajian teh spesial bernama teh talua, sebagai minuman penambah energi. Cara penyajiannya, teh dicampur sama telur mentah yang udah dikocok sama gula atau susu kental manis. Ditambah lagi sama perasan jeruk nipis. Teh talua biasanya dikonsumsi di pagi hari, atau sebagai teman kudapan di sore hari. Wah, kira-kira gimana rasanya, ya?

Itu tadi cuma sebagian kecil keunikan sajian teh di beberapa daerah di Indonesia. Mungkin, masih banyak lagi keunikan lainnya yang bakalan jadi skripsi kalau dikupas tuntas di sini. Jadi, udahin aja, ya! Kalau tradisi minum teh di tempatmu gimana, gengs?


https://bobo.grid.id/amp/08900255/4-tradisi-minum-teh-di-indonesia-yang-dulu-hanya-dilakukan-bangsawan?page=all

https://www.dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/teh-panas-hangat-nasgitel-panas-legi-kentel-manis-jogja-mataram-islam--bukan-iklan--beberapa-manfaat-teh

Kumparan.com



Rabu, 15 September 2021

Efek Negatif Begadang

Sebagian besar dari kita pastinya sudah tau lah ya, kalau tubuh itu perlu waktu sekitar 7-9 jam buat tidur. Nah, sementara itu, banyak juga ni yang masih begadang demi pekerjaan yang belum selesai, sekadar lagi maraton nonton drama, atau ya emang nggak bisa tidur aja. Banyak, kan? Aku sendiri salah satunya.

Nah, mengutip dari situs guesehat.com, National Sleep Foundation (NSF) 1998 Women and Sleep Poll menemukan bahwa rata-rata wanita berusia 30-60 tahun tidur hanya 4 jam 41 menit setiap harinya. Nggak perlu dijelaskan lagi ya apa kesibukannya para wanita ini sampai-sampai waktu tidurnya sangat jauh dari cukup. Apalagi seorang ibu. Udahlah kayaknya tengah malam adalah hal yang paling nyaman banget buat me time atau menyelesaikan pekerjaan lainnya. Bahkan ada pepatah yang bilang, ibu adalah orang yang selalu paling pertama bangun dan paling terakhir tidur. Bener, nggak?

Ternyata masalah kurang tidur itu tadi bukan sekadar karena kesibukan atau menjalankan hobi aja ni, gengs. Masih mengutip di situs guesehat.com tadi, poling yang dilakukan selanjutnya oleh NSF tahun 2005 mengungkapkan bahwa wanita lebih mungkin mengalami kesulitan tidur daripada pria. Jadi, wanita ini lebih sering kesulitan buat tidur malem, gengs. Sebabnya? Katanya sih karena perubahan hormon. Menstruasi, hamil, melahirkan atau menopause.


Padahal kurang tidur, atau susah tidur (insomnia) kronis bisa memengaruhi kemampuan seseorang buat menjalani aktivitas sehari-hari. Udah gitu, banyak juga efek samping lainnya kalau tubuh kurang dikasih jatah tidur.

  • Menurunkan Kinerja Memori

Biasanya, orang yang kurang tidur, bakalan merasa lelah dan kurang fit keesokan harinya. Karenanya juga, kinerja otak melambat sebab pasokan oksigen yang seharusnya dialirkan ke otakpun melambat karena kelelahan tadi. Mengutip dari halodoc.com, dalam dunia medis, kondisi gangguan berpikir akibat otak yang kelelahan ini sering disebut sebagai brain fog. Atau lebih sering kita kenal dengan 'lemot'.

  • Meningkatkan Kadar Gula Darah

Masalah kesehatan seperti gula darah tinggi ini sering dikaitkan dengan orang-orang yang sering begadang. Padahal, kondisi gula darah tinggi seringnya juga berdampak sama kondisi kesehatan lain. Jadi gampang capek, sakit kepala, penyakit kardiovaskular, bahkan kerusakan ginjal.

  • Kulit Terlihat Kusam

Efek keseringan begadang, terutama buat wanita bisa mengakibatkan sistem kekebalan tubuh melemah. Hal itu karena hormon kortisol dalam tubuh meningkat, lalu memicu inflamasi yang akhirnya membuat kulit jadi kusam. Yah, sayang dong skincare mahalnya kalau wajah tetap kusam gegara sering begadang. 

  • Berat Badan Naik

Loh, kok bisa? Nah, kebanyakan orang yang lagi susah tidur itu jadi mudah lapar. Lalu, ngemil adalah jalan ninjanya! Selain itu, orang-orang yang sudah tidur biasanya juga bisa disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat tinggi beberapa jam sebelum waktu tidur. Jadinya, ya nggak heran kalau timbangan geser ke kanan terus.

  • Koleksi Kantung Mata

Umumnya, kondisi kurang tidur sangat terlihat jelas di seberapa tebal kantung matanya. Hal itu terjadi karena pembuluh darah tipis di bawah area mata semakin melebar ketika seseorang kurang tidur. Nah, semakin kurang jam tidurnya, maka semakin lebarlah koleksi kantung mata di wajahnya. Mau setebel apa, nih, jadinya?

Itu tadi beberapa efek negatif dari kondisi kurang tidur. Kondisi kayak gini, kalau berlangsung terus menerus dalam waktu yang lama juga bisa menyebabkan hal-hal buruk pada tubuh. Jadi, begadanglah secukupnya saja. Ayo sama-sama kita utamakan kesehatan diri sendiri dulu. Salam sehat selalu, terutama buat para ibu di seluruh jagat blogspot.❤




Sumber : 


Selasa, 14 September 2021

Mengenal Huruf Dengan Metode Fonik

"Bu, kenapa sih ibu nggak mau garuk-garuk yang kenceng kalo di sini?" tanya Mas Khal sambil nunjukin tulang rusuknya.

Biasa, tiap mau tidur malem anak ini manjanya luar biasa sama ibu. Maunya digaruk-garuk cuma sama ibu. Pas lagi asik garuk sambil peluk-pelukan, tiba-tiba dia nanya kayak gitu.

"Soalnya Mas Khal kurus banget, tulang rusuknya sampe kerasa banget kalo di pegang," jawabku sedih.

"Emm, kalo ibu tulangnya kok nggak kerasa?" ucapnya balik bertanya.

"Oh, em, karena ibu ada lemaknya."

"Berarti ibu kenapa?"

"Hmm, gendut, gendut."

"Nah!" ujarnya puas sambil tertawa.

Hihi, secuplik obrolan kayak di atas itu udah biasa banget emang tetiba muncul dari bocah tiga tahunku. Anak ini tipenya suka ngelawak. Nggak tau sih turunan siapa, tapi emang sukanya bikin ibu dan bapak geleng-geleng kepala gegara omongan ceplas-ceplosnya yang emang bikin ketawa.

Dari umurnya dua tahun, sukanya ganti-ganti lirik lagu. Kayak begini contohnya.

"Bebek adus kali, nututi sabun wangi.

Bapak mundut roti, khalfan diparingi."

Tapi, diganti sama dia jadi begini.

"Bebek adus kali, nututi sabun ora wangi.

Khalfan mundut yupi, bapak ora diparingi."

Sebenernya masih banyak lagi sih tingkah dan omongannya yang suka bikin ibu bapaknya tercengang. Apalagi, cara dia menyampaikan itu biasanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sebenernya udah dia tau jawabannya. Kayak cuplikan di atas tadi. Seolah-olah lagi ngetes ibu atau bapaknya gitu. MashaAllah…

Melihat kemampuan bahasanya yang emang jauh lebih menonjol dibanding kemampuan fisiknya, di umurnya tiga tahun ini aku mulai mengajarkan membaca. Baru sekadar pengenalan, belum yang bener-bener diharuskan bisa baca. Karena, konon katanya, anak umur segitu bukan waktunya belajar membaca. Tapi aku rasa, setiap orangtua tau sih gimana keadaan anaknya sendiri. Aku pun nggak mau maksain kalau emang anaknya sendiri belum tertarik.

Nggak ada target khusus. Cuma sambil main-main aja dikenalin membacanya. Ngikutin mood anak aja pokoknya. Sambil menyelami lagi sih apa yang emang bener-bener diminati anak. Saat ini, aku lagi mengulang pengenalan huruf kecil dulu ke Mas Khal. Soalnya, dia udah lebih duluan kenal huruf kapital. Itupun tanpa disengaja. Cuma karena sering mainan puzzle. Ngeliat anaknya yang tertarik, jelas aja aku arahkan sekalian.

Beberapa waktu yang lalu aku juga sempat ikut kelas Pra-Membaca untuk anak. Dari situ, aku dapet pencerahan nih buat mengenalkan bunyi huruf pada anak. Bunyi, bukan namanya aja. Bunyi huruf ini disebut fonik. Kalau dulu aku sendiri belajar mengeja per suku kata, ba-bi-bu dan sebagainya gitu, ya. Nah, kalau yang ini, kita harus mengenalkan dulu nih bunyi huruf itu ke anak. Jadi nggak sekadar tau huruf a, b, c, d, dan lain-lain aja. Kalau di luar negeri, fonik ini udah menjadi pondasi seorang anak untuk mengeja dan membaca.


Katanya, dengan mengenal bunyi hurufnya, maka si anak bakalan lebih mudah buat membaca. Lebih mudah, ya. Bukan lebih cepat. Nah, dengan memahami fonik, anak bakalan lebih mudah membunyikan huruf kemudian menyambungnya dengan huruf lain. Dalam metode ini dimulai dengan latihan-latihan mendengarkan (ear training) dulu, kemudian diikuti dengan latihan mengucapkan bunyi, misalnya B (beh), D (Deh), H (hah). Selanjutnya pengucapan kata, kalimat pendek, dan akhirnya kalimat yang lebih panjang.

Setelah aku coba terapin metode itu, Mas Khal emang lebih mudah menerima dan memahami sih. Walaupun belum bisa membaca sempurna, bahkan masih sebatas hafalan, tapi setidaknya pelan-pelan dia mengenal dulu. Biar kedepannya juga semakin mudah belajarnya. Pelan-pelan, yuk, bisa yuk!

Senin, 13 September 2021

Pengalaman Tak Terlupakan

Kalau lagi hujan terus-terusan gini, tiba-tiba keinget waktu banjir di Banjarmasin bulan Januari yang lalu. Kebetulan waktu itu aku lagi pulang kampung. Beberapa hari hujan turun sangat-sangat deras. Awalnya sih ya biasa aja. Nggak mengira kalau rumah bakalan kebanjiran juga. Soalnya, sejak awal tinggal di rumah itu, belum pernah ada yang namanya banjir sampai masuk ke dalam rumah. Sama sekali.

Waktu itu di beberapa daerah lain di Kalimantan Selatan emang udah kerendem banjir agak parah. Banyak berita-berita menyedihkan yang aku dapetin waktu itu dari beberapa teman yang kebanjiran. Lalu, akhirnya tibalah giliran di daerah rumahku air naik sampai sebetis orang dewasa.

Sementara waktu sih, masih aman. Air belum sampai masuk ke dalam rumah. Moment ini jadi pengalaman pertama kalinya anakku main banjir di depan rumah. Hehe. Mana ada sih anak kecil yang nggak suka main air? Alhamdulillah, masih ada yang harus aku syukuri, kan?


Sejak hari pertama air naik, hujan juga masih belum berhenti. Info-info siaga udah berseliweran di mana-mana. Di rumah pun kami sudah antisipasi mengamankan barang-barang yang sekiranya berbahaya kalau terendam air. Listrik diamankan. Dokumen-dokumen penting, dan lain-lain.

Malam harinya, aku yang waktu itu lagi dalam keadaan hamil 5 bulan nggak bisa tidur dengan tenang dong. Sementara berita-berita banjir semakin menjadi-jadi. Di daerah sekitar rumahku pun udah banyak peringatan siaga banjir. Seingatku, sejak lahir dan besar di Banjarmasin, aku belum pernah merasakan kebanjiran lebih dari semata kaki.

Tepat di malam hari, menjelang hari ketiga, hujan belum juga reda. Listrik padam. Dan benar aja, akhirnya air mulai naik, masuk ke dalam rumah. Banyak info hewan-hewan air yang berkeliaran juga. Belum lagi pembobolan rumah-rumah yang ditinggal mengungsi sama pemiliknya. Ternyata begini rasanya kebanjiran. Ya Allah, gimana perasaan mereka yang harus kehilangan sanak saudara karena banjir ini?

Tim rescue yang tau ada ibu hamil di rumah, jelas aja dong langsung memberi saran buat mengungsi. Tapi, di tengah pandemi yang juga masih menjadi-jadi, rasanya aku kurang nyaman kalau harus mengungsi dan berkumpul sama banyak orang. Apalagi dalam keadaan hamil, dan bawa satu anak usia 3 tahun. Tapi keadaan di rumah udah nggak memungkinkan. Air bersih udah habis, listrik juga nggak ada. Hujan pun masih belum ada jeda.

Akhirnya, setelah berunding sama suami yang kebetulan nggak ikut pulang kampung karena kerjaan, aku memutuskan buat cari-cari penginapan yang aman. Nggak gampang nemuinnya dalam kondisi kayak gini. Hampir semua penginapan dan hotel penuh. Untungnya, Allah masih ngasih kemudahan buat nemuin satu kamar kos yang aman dari banjir. Nggak mikir lama, langsung aja aku ambil. Dengan bantuan relawan banjir, kami dijemput dan diantarkan ke tempat pengungsian sementara. Bener-bener pengalaman yang menegangkan, tapi semakin membuatku sadar akan segala macam nikmat dari Allah selama ini.


Pengalamanku ini belum ada apa-apanya dibandingkanr saudara-saudara di daerah lain. Mereka kehilangan harta, sanak saudara, dan banyak hal lainnya. Kejadian ini sebagai teguran, agar aku, kita semua lebih memperbanyak syukur daripada terus mengeluh pada keadaan.

Minggu, 12 September 2021

Rutinitas Sebelum Tidur


Setiap malam sebelum tidur, si sulung emang punya kebiasaan minta garuk-garuk punggung dulu sampai ketiduran. Ini dimulai sejak dia disapih, pas usia dua tahun kurang. Nggak tau kenapa, setiap jam tidur malam badannya mendadak gatal-gatal. Padahal sebelumnya baik-baik aja. Apalagi, maunya cuma digaruk-garukin sama ibu.

Agak kesel ya kalau ibu udah capek dan ngantuk banget. Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, yang kayak gini tu nggak bakalan berlangsung selamanya juga, kan? Nanti, nggak berasa kalau dia udah besar, udah nggak mau garuk-garuk lagi. Atau bahkan udah nggak mau tidur sama ibunya lagi. Ah, ngebayangin yang kayak gini-gini tu suka tiba-tiba bikin sedih. Tapi, walaupun gitu, aku juga berharapnya sih bisa nerapin pola dan kebiasaan tidur yang bener buat dia dari sekarang. Btw, usianya sekarang baru 3 tahun.

Apalagi sejak adiknya lahir. Si sulung semakin deh nih nggak bisa lepas dari ibu. Apa-apa maunya ibu. Hihi. Siapa lagi coba selain anak sendiri yang bisa sampai segitunya sama kita? Yang benar-benar nggak mau jauh dari kita? Perasaan bahagianya sebenarnya udah nggak bisa diungkapin lagi. MashaAllah…

Balik lagi masalah garuk-garuk sebelum tidur. Sebenarnya, jauh dari sebelum adik lahir, aku dan suami udah sepakat ni mau ngebenerin jadwal tidur Mas Khal, -anak sulungku-. Jadwal tidurnya beneran kacau, belum teratur, kadang sampai hampir tengah malam juga masih sangat aktif anaknya. MashaAllah sekali. Selain jadwal tidur, kebiasaan sebelum tidurnya tadi juga sedikit demi sedikit harus dikurangin. Karena emang udah cukup mengganggu.

Menurut beberapa sumber yang aku dapat, tidur malam bisa jauh lebih mudah kalau di siang hari anak diajak buat aktif bergerak. Karena energinya udah berkurang dan memori di otaknya menyimpan bahwa waktu malam cuma buat istirahat. Teorinya sih begitu. Lalu aku dan suami coba kerjasama mempraktekkannya. Suami bertugas menemani Mas Khal main di luar (outdoor). Sebaliknya, aku yang harus nyari kegiatan seru di dalam rumah. Tujuannya juga biar bisa skip tidur siang.

Setelah cukup konsisten mempraktekkan, tidur malamnya cukup mudah. Yang jelas udah tanpa garuk-garuk. Aman pokoknya! Tapi, nggak lama kemudian, kebiasaan harus garuk-garuk muncul lagi. Jam tidur juga jadi kacau lagi. Otomatis juga bikin jam tidur orang tuanya ikutan kacau. Dah lah tu ilang konsentrasinya pas pagi. Hihi.

Cara lain yang aku pelajari dari beberapa tips parenting, adalah dengan membiasakan rutinitas sebelum tidur. Yang aku dan suamiku lakukan adalah, membiasakan Mas Khal sikat gigi, solat Isya berjamaah, dilanjutin membaca doa tidur dan surat-surat pendek, lalu bercerita. Tapi setelah selesai semua rutinutas, ya balik lagi minta garuk-garuk dalam waktu yang cukup lama. Nggak jarang sampai ibunya yang ketiduran duluan. 😅

Emang ya, teori-teori parenting yang banyak banget seliweran di sosial media itu nggak semuanya mudah dipraktekin. Apalagi, keadaan setiap anak dan orangtua juga beda. Kemampuannya pun juga berbeda. Jadi, kalau usaha juga udah dimaksimalkan, tinggal doanya juga dikuatkan. Siapa lagi yang bisa menolong kita selain cuma Allah? Ada nggak sih yang anaknya juga banyak drama sebelum tidur gitu?


Sabtu, 11 September 2021

Jejak Kehidupan Si Burung Merak

Sebenernya, sejak awal pembagian grup-grup kecil dan menemukan namaku ada di kelompok W.S Rendra, aku langsung cari tau lebih lanjut tentang sosok ini. Sebelumnya, cuma sekilas tau namanya doang sebagai sastrawan. Kebetulan banget tantangan pekan ini adalah mengulik biografi tokoh dari grup-grup kecil itu. Mari kita telusuri!

Mengenal  W.S Rendra

Willibrordus Surendra Broto Rendra atau yang lebih dikenal dengan nama W.S Rendra ini lahir di Solo, tanggal 7 November 1935. Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya merupakan seorang guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa di sebuah sekolah Katolik di Solo. Sedangkan ibunya adalah penari serimpi di Keraton Surakarta Hadiningrat.

Dalam hal pendidikan, Rendra tercatat sebagai penerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada. Kemudian, mendapat beasiswa American Academy of Dramatic Arts. Sepulangnya dari Amerika, Rendra mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Tapi karena tekanan politik dan beberapa sebab lain, bengkel teater tersebut dipindahkan ke Depok sekitar tahun 1985. 

Sebagai penyair, Rendra dikenal dengan julukan "Burung Merak”. Julukan itu muncul karena sifatnya yang mirip dengan burung merak jantan yang penuh pesona. Rendra pun selalu tampil penuh pesona keindahan saat membawakan karyanya. Meskipun begitu, Rendra juga terkenal sebagai teman yang baik, yang selalu membantu saat temannya kesulitan.


W.S Rendra dan Karyanya

Orang-orang di Tikungan Jalan adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Bakat menulisnya memang sudah terlihat sejak di bangku SMP. Rendra menulis puisi dan cerpen untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Sejak itu juga, ia menunjukkan bakat lain, yaitu drama. Ia pertama kali memublikasikan puisinya di media massa melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya langganan menghiasi berbagai majalah pada masa itu.

Beberapa karya W.S Rendra

  1. Bib Bob Rambate Rate Rata (Teater Mini Kata) (1967)

  2. SEKDA (1977)

  3. Selamatkan Anak Cucu Sulaiman

  4. Mastodon dan Burung Kondor (1972)

  5. Hamlet (terjemahan dari karya William Shakespeare)

  6. Dan masih banyak lainnya

Salah satu karya puisi dari W.S Rendra

Gumamku ya Allah

Angin dan langit dalam diriku,

gelap dan terang di alam raya,

arah dan kiblat di ruang dan waktu,

memesona rasa duga dan kira,

adalah bayangan rahasia kehadiran-Mu, ya Allah!

Serambut atau berlaksa hasta

entah apa bedanya dalam penasaran pengertian.

Musafir-musafir yang senantiasa mengembara.

Umat manusia tak ada yang juara.

Api rindu pada-Mu menyala di puncak yang sepi.

Semua manusia sama tidak tahu dan sama rindu.

Agama adalah kemah para pengembara.

Menggema beragam doa dan puja.

Arti yang sama dalam bahasa-bahasa berbeda.

W.S Rendra menutup usia di usia 75 tahun, di tanggal 6 Agustus 2009 yang lalu. Kini karya si Burung Merak abadi.

#tugaspekandua #ODOPv


Sumber :

https://id.m.wikipedia.org/wiki/W.S._Rendra

https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/188

Jumat, 10 September 2021

Main-main ke Alam Roh, yuk!

Masih ngomongin soal Kalimantan Selatan, nih. Kalau kemarin ngomongin soal pulaunya para kera, kali ini aku mau ngomongin sedikit tentang alam roh di Kalsel. Iya, alam roh. Jangan salah, alam roh di sini ada di dunia nyata. Bukan masuk dimensi sebelah, duh. Jadi, di Kalimantan Selatan, tepatnya di Desa Pakualam, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, ada sebuah kawasan yang dikenal dengan nama alam roh. Jadi, alam roh disini adalah sebuah situs cagar budaya yang dikenal juga dengan nama Monumen ALRI Divisi IV. Kawasan cagar budaya alam roh ini terdaftar di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Alam roh disini maksudnya bukan alam roh beneran, ya. Aduh, gimana sih. Maksudnya, bukan alam hantu-hantuan, gitu. Nah, di kawasan ini selain ada monumen ALRI Divisi IV tadi, juga terdapat rumah adat Banjar Bubungan Tinggi yang difungsikan sebagai pos penjagaan dan museum. Sebagian temen luar Banjar, yang pernah aku ceritakan soal situs ini pasti bakalan mengira tempat ini tempat-tempat yang mengerikan gitu. Serem. Ditebak dari namanya, sih gitu.

Nah, kenapa sih kok bisa dikasih nama Alam Roh? Jadi, saat itu, hampir sebagian besar rumah-rumah penduduk di sekitaran situ dijaga ketat sama pasukan Belanda. Para pejuang Kalimantan Selatan ini merasa kurang nyaman dan aman buat ngatur strategi perang di tempat tersebut. Soalnya nggak sedikit juga para pribumi pengkhianat yang justru mencelakakan bangsa sendiri. Jadinya, mereka pada janjian nih mau cari tempat baru yang lebih aman dan nyaman buat diskusi. Lalu sepakat lah mereka melanjutkan diskusi strategi perang di tengah-tengah hutan di Desa Pakualaman. Karena hutan ini dikelilingin sama pohon-pohon dan semak belukar yang lebat, jadinya para pejuang ini udah ngerasa yakin kalau mereka bakalan aman.


Eits, tapi ternyata nggak cuma itu. Para pejuang ini meminta bantuan sama para ulama di Martapura buat ngasih pagar gaib di lingkungan markas mereka yang baru tadi. Nah, sampai sini udah ketebak kan alasan penamaan Alam Roh tadi? Hihi. Menurut kisah dari mulut ke telinga, di empat sudut kawasan Alam Roh tadi ditanami jampi-jampi yang gunanya buat mengelabui pandangan para penjajah dan pribumi pengkhianat. Jadinya, mereka melihat markas tersebut cuma kayak hutan pada umumnya aja, gitu. Waw sekali, ya.

Tapi, Kalau sekarang kita berkunjung ke sana, masih kelihatan mata awam kok, gengs. Tenang, aman kok buat dikunjungi. Ada yang berniat ke sana?

Kamis, 09 September 2021

Delta Pulau Kembang

Pernah dengar nggak sih, ada satu destinasi wisata yang cukup unik di Kalimantan Selatan? Namanya Pulau Kembang. Secara administratif, Pulau Kembang ini masuk di wilayah Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. Yap, tempat kelahiran aku. Hehehe, skip. Nah, dari namanya, mungkin ada sebagian orang yang mengira pulau ini dipenuhi dengan kembang-kembang alias bunga. Atau, banyak kembang desanya, mungkin? Jawabannya iya tapi kurang tepat. Kalau kita berkunjung ke pulau ini, siap-siap aja deh bakalan diserbu sama segerombolan kera ekor panjang. Mereka ini yang mendiami pulau kembang tadi.

Ini menurut mitos yang berkembang turun temurun, ya. Pulau Kembang ini adalah sebuah delta yang terbentuk dari karamnya kapal pasukan Inggris jaman dulu. Konon katanya sih, kera-kera itu adalah para prajurit Inggris yang dikutuk. Katanya tuh, dulu waktu para pedagang Inggris membuka kantor dagang di Banjarmasin, hubungan mereka sama Kerajaan Banjar kurang baik. Lalu, Sultan Banjar meminta bantuan suku pedalaman yang tinggal di pesisir sungai Barito buat menyingkirkan para penjajah Inggris.

Terjadilah pertempuran antara penjajah sama orang-orang suku Biaju. Pasukan Inggris yang kalah perang, ditenggelamin kapalnya sama pasukan suku Biaju. Alhasil, lama kelamaan muncul deh delta yang kemudian di kasih nama Pulau Kembang. Trus, kok dinamain Pulau Kembang, sih? Jadi, mitosnya lagi, kalau ada pengunjung yang datang dan bernazar di sana sembari bawa-bawa sajen kembang, lalu hajatnya bakalan dikabulkan. Dari situ, semakin banyak pengunjung yang datang demi aktivitas menebar kembang itu tadi. Jadilah muncul nama, Pulau Kembang.


Eits, belum selesai sampai di sini, gengs. Masih ada cerita versi lainnya juga. Hampir sama, bedanya cuma para penumpang kapal yang katanya dipenuhi sama etnis Tionghoa yang berniat menguasai Kerajaan Kuin. Mereka ini berlabuh dan menetap di Kalimantan pake kapal Inggris. Lalu, seorang penjaga Kerajaan gitu menentang, dan memberi syarat buat para Etnis Tionghoa ini membelah batang pohon besar tanpa menggunakan alat apapun. Jelas aja para Etnis ini nggak berhasil, tapi tetap bersikeras nggak mau ninggalin Pulau Kalimantan. Jadilah keluar tuh kesaktian-kesaktian para penjaga Kerajaan yang bikin kapal mereka tenggelam. Kisah selanjutnya, sama kayak di atas tadi. Banyak keturunan etnis tersebut yang kemudian datang berkunjung sambil nebar-nebarin kembang di sepanjang perjalanan. Tumpukan kembang yang terlihat sepanjang lintasan menuju ke tempat itu lah yang kemudian menjadikan nama Pulau Kembang.

Tentang asal-usul warik (kera) yang mendiami pulau ini, adalah bukti rasa syukur seorang raja yang berhasil mendapat keturunan setelah melakukan ritual upacara badudus (mandi) di sana. Lalu, raja itu merintahin prajuritnya buat menyimpan sepasang kera jantan dan betina, biar berkembang biak dan menjaga kelestarian pulaunya. Kemudian berkembanglah itu pulau sebagai tempat ziarah sampai sekarang.

Begitu…

Panjang banget, ya. Ternyata, Kalimantan Selatan juga punya destinasi wisata unik yang menarik banyak wisatawan lokal maupun asing buat dateng ke sana. Tapi, siap-siap deh kalau ke sana bakal dikelilingi sama kera-kera yang berkeliaran. Nggak papa ya, itung-itung berbagi makanan sama para penghuni pulau.

Jadi, gengs, kalaupun ada yang tertarik buat jengukin para kera di Pulau Kembang, datanglah sebagai wisatawan aja. Cukup itu aja, karena sebaik-baiknya tempat meminta cuma kepada Allah. Jangan pernah meminta sesuatu selain kepada-Nya. Jadikan kisah di atas sebagai warna-warni destinasi wisata aja, ya. Ayo sini, main ke Kalimantan!


Featured Post

Romansa Dalam Buku "This Wall Between Us"

Menyambut tantangan membaca buku bergenre fiksi romance di minggu ini dengan memilih buku berjudul This Wall Between Us, karya I...