Sabtu, 18 September 2021

Yang Pertama


Mungkin, rindumu yang tak terbendung menjadi sumber kegelisahanmu

Bahkan, kau terus saja meraung seolah ada yang salah pada dirimu

Lalu dengan mudahnya aku menuangkan segala emosi dan kekesalan itu

Iya, padamu, ku tumpahkan segala lelah yang telah bersarang di otakku


Sungguh aku pun pilu

Aku sangat takut jika kau merasa seolah menjadi pengganggu dalam hidupku

Padahal, aku mencintaimu bahkan sebelum kita bertemu

Aku mengharapkanmu, hingga akhirnya Tuhan mempercayaiku sebagai ibumu


Bahkan, untuk sekadar mendengarkan alasanmu saja aku seolah tak ada waktu

Jangan ganggu adikmu, kataku

Lalu dengan guratan luka itu, kau menjauh

Mencoba menghibur diri sendiri dengan benda mati di sekitarmu

Hatiku juga pilu, anakku…


Kamu yang pertama mengisi relung hatiku

Kamu yang pertama mengisi ruang cinta dalam diriku sebagai ibu

Kamu yang pertama menyesap air kehidupan dari dalam diriku

Kamu yang pertama mencari diriku ketika membuka matamu


Anakku, maafkan ibu

Yang kesabaranya masih harus meraba-raba

Maafkan ibu,

Yang tak lagi bisa menemanimu tanpa jeda 

Adikmu juga titipan dari Tuhanmu,

Untuk kita jaga, dan beri kehangatan kasih selamanya


Pun denganmu. 

Cinta ibu tak terbatas untukmu

Doa-doa tak pernah berhenti mengangkasa demi dirimu

Sungguh, segenap jiwa dan ragaku ingin selalu melindungimu

Ingin selalu menjadi yang pertama kau peluk

Ingin selalu menjadi yang terakhir kau lihat sebelum tidurmu


Terimakasih anakku,

Atas segala cinta tak bersyarat darimu

Atas segala kesabaran, dan maaf yang selalu kau berikan untukku


Aku memang tak mampu selalu ada, pun selalu menjaga

Tapi kuserahkan dirimu pada sebaik-baiknya penjagaan dari Tuhanmu



Penuh Cinta dari Ibu,

Minahasa, 18 September 2021.

1 komentar:

Featured Post

Romansa Dalam Buku "This Wall Between Us"

Menyambut tantangan membaca buku bergenre fiksi romance di minggu ini dengan memilih buku berjudul This Wall Between Us, karya I...