Kamis, 09 September 2021

Delta Pulau Kembang

Pernah dengar nggak sih, ada satu destinasi wisata yang cukup unik di Kalimantan Selatan? Namanya Pulau Kembang. Secara administratif, Pulau Kembang ini masuk di wilayah Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. Yap, tempat kelahiran aku. Hehehe, skip. Nah, dari namanya, mungkin ada sebagian orang yang mengira pulau ini dipenuhi dengan kembang-kembang alias bunga. Atau, banyak kembang desanya, mungkin? Jawabannya iya tapi kurang tepat. Kalau kita berkunjung ke pulau ini, siap-siap aja deh bakalan diserbu sama segerombolan kera ekor panjang. Mereka ini yang mendiami pulau kembang tadi.

Ini menurut mitos yang berkembang turun temurun, ya. Pulau Kembang ini adalah sebuah delta yang terbentuk dari karamnya kapal pasukan Inggris jaman dulu. Konon katanya sih, kera-kera itu adalah para prajurit Inggris yang dikutuk. Katanya tuh, dulu waktu para pedagang Inggris membuka kantor dagang di Banjarmasin, hubungan mereka sama Kerajaan Banjar kurang baik. Lalu, Sultan Banjar meminta bantuan suku pedalaman yang tinggal di pesisir sungai Barito buat menyingkirkan para penjajah Inggris.

Terjadilah pertempuran antara penjajah sama orang-orang suku Biaju. Pasukan Inggris yang kalah perang, ditenggelamin kapalnya sama pasukan suku Biaju. Alhasil, lama kelamaan muncul deh delta yang kemudian di kasih nama Pulau Kembang. Trus, kok dinamain Pulau Kembang, sih? Jadi, mitosnya lagi, kalau ada pengunjung yang datang dan bernazar di sana sembari bawa-bawa sajen kembang, lalu hajatnya bakalan dikabulkan. Dari situ, semakin banyak pengunjung yang datang demi aktivitas menebar kembang itu tadi. Jadilah muncul nama, Pulau Kembang.


Eits, belum selesai sampai di sini, gengs. Masih ada cerita versi lainnya juga. Hampir sama, bedanya cuma para penumpang kapal yang katanya dipenuhi sama etnis Tionghoa yang berniat menguasai Kerajaan Kuin. Mereka ini berlabuh dan menetap di Kalimantan pake kapal Inggris. Lalu, seorang penjaga Kerajaan gitu menentang, dan memberi syarat buat para Etnis Tionghoa ini membelah batang pohon besar tanpa menggunakan alat apapun. Jelas aja para Etnis ini nggak berhasil, tapi tetap bersikeras nggak mau ninggalin Pulau Kalimantan. Jadilah keluar tuh kesaktian-kesaktian para penjaga Kerajaan yang bikin kapal mereka tenggelam. Kisah selanjutnya, sama kayak di atas tadi. Banyak keturunan etnis tersebut yang kemudian datang berkunjung sambil nebar-nebarin kembang di sepanjang perjalanan. Tumpukan kembang yang terlihat sepanjang lintasan menuju ke tempat itu lah yang kemudian menjadikan nama Pulau Kembang.

Tentang asal-usul warik (kera) yang mendiami pulau ini, adalah bukti rasa syukur seorang raja yang berhasil mendapat keturunan setelah melakukan ritual upacara badudus (mandi) di sana. Lalu, raja itu merintahin prajuritnya buat menyimpan sepasang kera jantan dan betina, biar berkembang biak dan menjaga kelestarian pulaunya. Kemudian berkembanglah itu pulau sebagai tempat ziarah sampai sekarang.

Begitu…

Panjang banget, ya. Ternyata, Kalimantan Selatan juga punya destinasi wisata unik yang menarik banyak wisatawan lokal maupun asing buat dateng ke sana. Tapi, siap-siap deh kalau ke sana bakal dikelilingi sama kera-kera yang berkeliaran. Nggak papa ya, itung-itung berbagi makanan sama para penghuni pulau.

Jadi, gengs, kalaupun ada yang tertarik buat jengukin para kera di Pulau Kembang, datanglah sebagai wisatawan aja. Cukup itu aja, karena sebaik-baiknya tempat meminta cuma kepada Allah. Jangan pernah meminta sesuatu selain kepada-Nya. Jadikan kisah di atas sebagai warna-warni destinasi wisata aja, ya. Ayo sini, main ke Kalimantan!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Romansa Dalam Buku "This Wall Between Us"

Menyambut tantangan membaca buku bergenre fiksi romance di minggu ini dengan memilih buku berjudul This Wall Between Us, karya I...