Menyambut tantangan membaca buku bergenre fiksi romance di minggu ini dengan memilih buku berjudul This Wall Between Us, karya Inggit Saskia. Buku dari penerbit indie Stilleto book ini baru aja rilis di tahun 2021 yang lalu.
Buat aku pribadi, gambar sampul depan sebuah buku itu ngaruh banget demi kelangsungan buku itu sampai di pasaran. Eh, gimana sih, ribet amat bahasanya. Intinya, aku milih buku ini buat jadi bacaan karena tertarik sama judul dan covernya. Simple, tapi cocok sama judulnya.
Bercerita tentang Putra dan Shara yang bersahabat sejak di semester awal perkuliahannya. Drama-drama persahabatan antara lawan jenis itu lalu dibumbuin sama tumbuhnya rasa kagum satu sama lain. Memandang status persahabatannya, keduanya jadi saling gengsi dan jual mahal di awal. Apalagi ada sosok sahabat lain di antara mereka ini yang juga diam-diam menaruh hati sama Putra dan Shara.
Persahabatan keenam anak manusia ini bisa dibilang semacam 'fake friend' kali ya. Saling mendukung di hadapan, tapi menjatuhkan di belakang. Ya gara-gara cinta itu tadi. Duh, anak muda.
Seiring berjalannya waktu, Shara yang menganggap Putra juga punya perasaan yang sama kayak dia, berasa di-prank waktu Putra justru curhat soal mantannya. Aw! Putra ternyata masih gagal move-on dari sang mantan. Shara merasa insecure sama Alin -mantannya Putra-, yang kata orang-orang jauh lebih cantik dibanding Shara. Alhasil, meskipun akhirnya menjalin hubungan lebih dari sahabat sama Putra, Shara masih merasa belum yakin sama keseriusan Putra.
Ditambah lagi sama munculnya orang dari masa lalu si Shara. Aduduhh, pokoknya ini kisah cinta khas anak remaja banget, sih. Pada akhirnya, Shara dan Putra tetap nggak bersatu karena merasa belum pantas buat satu sama lain. Agak ruwet dan greget sih di bagian itu. Kayak terlalu drama aja kalau dalam real life. Tapi kenyataannya emang ada juga kali, ya.
Buku ini lumayan ringan buat bacaan sebelum tidur. Meskipun endingnya udah gampang ketebak. Tapi penulis bisa mengemasnya dengan cukup beda. Keren, lah. Konfliknya lumayan greget, walaupun masih ada beberapa cacat logika di dalam kisahnya. Ada hal yang di awal penulis bilang A, lalu di paragraf berikutnya beda lagi. Ada juga bagian-bagian yang aku rasa kurang masuk akal, walaupun ini tulisan fiksi ya. Tapi nggak mengurangi rasa penasarannya mau lanjutin, sih.
Kalau ditanya pernah ngalamin hal romansa semacam ini atau nggak, jawabannya pernah tapi agak beda. Dulu, waktu masih muda (walau sekarang juga tetap masih muda). Kalau buat diingat lagi sih rasanya geli. Jadi, apa perlu aku ceritakan kisah itu di sini? Please jawabnya nggak perlu aja, ya! 😌
Baiklah, sekian review singkat dari aku. Buat yang pengin coba baca buku ini bisa coba pinjem di Ipusnas.
Sebagai penutup, aku mau bilang kalau, nggak ada tulisan yang nggak bagus. Hanya aja, setiap tulisan pasti punya pembacanya sendiri-sendiri. Review ini bukan bermaksud buat mengecilkan perjuangan penulis, ya. Karena pasti sulit buat menyelesaikan kisah yang udah dimulai. Eaaak.
Udah ah.
Salam sayang readers budiman.
#RCO10
#OneDayOnePost
#ReadingChallengeODOP10
#AntiBookShaming
#BacaBukuLegal
Hm. kisah cinta para remaja, selalu bikin greget^^
BalasHapus