Mungkin, rindumu yang tak terbendung menjadi sumber kegelisahanmu
Bahkan, kau terus saja meraung seolah ada yang salah pada dirimu
Lalu dengan mudahnya aku menuangkan segala emosi dan kekesalan itu
Iya, padamu, ku tumpahkan segala lelah yang telah bersarang di otakku
Sungguh aku pun pilu
Aku sangat takut jika kau merasa seolah menjadi pengganggu dalam hidupku
Padahal, aku mencintaimu bahkan sebelum kita bertemu
Aku mengharapkanmu, hingga akhirnya Tuhan mempercayaiku sebagai ibumu
Bahkan, untuk sekadar mendengarkan alasanmu saja aku seolah tak ada waktu
Jangan ganggu adikmu, kataku
Lalu dengan guratan luka itu, kau menjauh
Mencoba menghibur diri sendiri dengan benda mati di sekitarmu
Hatiku juga pilu, anakku…
Kamu yang pertama mengisi relung hatiku
Kamu yang pertama mengisi ruang cinta dalam diriku sebagai ibu
Kamu yang pertama menyesap air kehidupan dari dalam diriku
Kamu yang pertama mencari diriku ketika membuka matamu
Anakku, maafkan ibu
Yang kesabaranya masih harus meraba-raba
Maafkan ibu,
Yang tak lagi bisa menemanimu tanpa jeda
Adikmu juga titipan dari Tuhanmu,
Untuk kita jaga, dan beri kehangatan kasih selamanya
Pun denganmu.
Cinta ibu tak terbatas untukmu
Doa-doa tak pernah berhenti mengangkasa demi dirimu
Sungguh, segenap jiwa dan ragaku ingin selalu melindungimu
Ingin selalu menjadi yang pertama kau peluk
Ingin selalu menjadi yang terakhir kau lihat sebelum tidurmu
Terimakasih anakku,
Atas segala cinta tak bersyarat darimu
Atas segala kesabaran, dan maaf yang selalu kau berikan untukku
Aku memang tak mampu selalu ada, pun selalu menjaga
Tapi kuserahkan dirimu pada sebaik-baiknya penjagaan dari Tuhanmu
Penuh Cinta dari Ibu,
Minahasa, 18 September 2021.
MasyaAllah, pengorbanan dan belajarnya seorang ibu luar biasa
BalasHapus