Kamis, 16 September 2021

Sajian Teh di Berbagai Daerah di Indonesia

Sumber : Unsplash/IlyuzaMingazova


Siapa sih yang nggak tau teh? Teh ini merupakan salah satu minuman yang paling populer di seluruh dunia. Begitu juga di Indonesia. Minum teh, seolah udah menjadi tradisi turun temurun yang ada di Indonesia. Diminum bareng berbagai macam camilan. Padahal jaman dulu, teh cuma jadi minuman khusus keluarga bangsawan, loh.

Teh pertama kali dikenal di Indonesia sejak tahun 1686. Jadi, dulunya ada seorang warga kebangsaan Belanda yang bernama Dr. Andreas. Beliau ini yang membawa tanaman teh ke Indonesia, dan dikenal sebagai tanaman hias. Baru di tahun 1782 Pemerintah Belanda mulai membudidayakan tanaman teh, terutama di Pulau Jawa. Biji-biji teh yang dibudidayakan ini didatangkan dari Tiongkok.

Nah, sedangkan tradisi minum teh sendiri, khususnya di Pulau Jawa, bisa terjadi karena interaksi dengan pedagang Tionghoa.  Kebiasaan minum teh ini memiliki fungsi sosial, yaitu untuk bersosialisasi, ngobrol dan berdiskusi. Jadilah tradisi minum teh di Indonesia bukan lagi sekadar buat golongan bangsawan, tapi sudah melebar ke masyarakat luas.

Sampai sekarang, tradisi minum teh ini seolah menjadi obat segala macam penyakit di Indonesia. Lagi masuk angin, minum teh. Lagi nggak enak badan, minum teh. Lagi sakit gigi, minum teh. Bahkan, setelah makan pun bakalan lebih mantap kalau minum teh. Iya nggak, sih?

Karena tradisi turun temurun ini pula, ada beberapa keunikan cara meminum atau menyeduh teh di berbagai daerah di Indonesia. Coba kita telusuri!

  • Jawa Barat

Di Jawa Barat, teh biasanya disajikan tanpa gula. Coba aja kalau lagi jalan-jalan ke daerah Jawa Barat mampir di warung-warung makannya. Kalau pesen teh panas atau es teh, jangan kaget kalau rasanya hambar menuju pahit. Kecuali waktu pesan langsung di kasih note 'ditambah gula'. Bagi yang terbiasa minum teh tanpa gula tambahan sih nggak masalah. Tapi kalau nggak terbiasa, rasanya jadi aneh banget. Pahit, kayak hubungan kamu sama dia!

  • Jawa Tengah

Lain halnya di Jawa Tengah. Disini, sajian tehnya dilengkapin sama tambahan gula. Jadi jangan khawatir buat para pecinta manis. Di daerah Tegal, Brebes, Pemalang dan sekitarnya biasanya menyajikan teh dalam sebuah teko dari tanah liat, atau disebut poci. Teh poci ini disajikan dengan gula batu terpisah. Katanya, gula batunya lebih baik nggak diaduk bersamaan dengan teh dan dibiarkan larut dengan sendirinya aja. Filosofinya, kehidupan ini emang pahit. Tapi kalau kita mau bersabar sedikit, kita bakalan merasakan manisnya. Cocok, kan?

  • Jawa Timur 

Begitu juga di Jawa Timur, nih. Disini minum tehnya juga pakai tambahan gula. Malahan, penambahan gula ini dikaitkan sama status sosialnya juga. Pemilik rumah yang bisa menyajikan teh ditambah gula, dianggap cukup kaya karena mampu beli pemanis.

  • Daerah Istimewa Yogyakarta

Minum teh jadi sebuah ritual yang penting bagi keluarga Kraton. Jadi, ada minuman teh spesial yang disiapkan di Pawon Patehan, salah satu dapur di dalam Kraton Yogyakarta. Setiap jam 11.00, sajian teh buat Sultan itu  'diboyong' melewati halaman sama para abdi dalem yang memakai pakaian tradisional. Sebagian besar orang Jogja lebih suka meminum teh nasgitel, alias panas, legi (manis), kentel. Jadi, kalau jajan ke angkringan, jangan lupa pesen teh nasgitel, oke!

  • Kalimantan

Tradisi minum teh di Kalimantan sebenernya nggak beda jauh sama di Pula Jawa. Sebagian besar masyarakat Kalimantan lebih suka menyajikan teh manis. Uniknya, disini teh nggak cuma disajikan buat minum, tapi juga buat tambahan saat makan. Maksudnya, orang Kalimantan terbiasa makan nasi, lauk ikan asin ditambah kuah teh manis. Silakan membayangkan sendiri perpaduan rasanya.

  • Sumatera

Beda lagi kalau di Sumatera. Disini mereka punya sajian teh spesial bernama teh talua, sebagai minuman penambah energi. Cara penyajiannya, teh dicampur sama telur mentah yang udah dikocok sama gula atau susu kental manis. Ditambah lagi sama perasan jeruk nipis. Teh talua biasanya dikonsumsi di pagi hari, atau sebagai teman kudapan di sore hari. Wah, kira-kira gimana rasanya, ya?

Itu tadi cuma sebagian kecil keunikan sajian teh di beberapa daerah di Indonesia. Mungkin, masih banyak lagi keunikan lainnya yang bakalan jadi skripsi kalau dikupas tuntas di sini. Jadi, udahin aja, ya! Kalau tradisi minum teh di tempatmu gimana, gengs?


https://bobo.grid.id/amp/08900255/4-tradisi-minum-teh-di-indonesia-yang-dulu-hanya-dilakukan-bangsawan?page=all

https://www.dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/teh-panas-hangat-nasgitel-panas-legi-kentel-manis-jogja-mataram-islam--bukan-iklan--beberapa-manfaat-teh

Kumparan.com



6 komentar:

  1. Aku juga ngeteh pakek gula 😉

    BalasHapus
  2. Di daerah nenekku Cilacap dan Banyumas - Jawa Tengah juga gak pake gula kak... Mungkin karena dekat Jawa Barat kali ya

    BalasHapus

Featured Post

Romansa Dalam Buku "This Wall Between Us"

Menyambut tantangan membaca buku bergenre fiksi romance di minggu ini dengan memilih buku berjudul This Wall Between Us, karya I...